1. Karakteristik
Dan Kepribadian Seorang Wirausaha
a.
Karakteristik
Jiwa Wirausaha
Secara etimologis, karakter berasal dari bahasa Yunani
yaitu “kasairo”, yang berarti cetak
biru, format dasar, atau sidik (seperti sidik jari). Dalam hal ini, karakter
ialah sesuatu yang sudah ada. Pada umumnya, wirausahawan memiliki sifat yang
sama. Mereka memiliki tenaga, keinginan untuk inovatif, menerima tanggung jawab
yang besar, keinginan untuk berprestasi yang tinggi, optimis dan kepercayaan
terhadap masa depan.
Beberapa
ciri umum dan karakteristik yang
menunjukkan sikap
seseorang yang berjiwa kewirausahaan
menurut beberapa ahli diantaranya:
- Penuh percaya diri,
penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin dan bertanggung jawab.
-
Memiliki inisiatif,
penuh energi, cekatan dalam bertindak
-
Memilki motif
berprestasi, orientasi pada hasil dan wawasan ke depan.
-
Memiliki jiwa
kepemimpinan, berani tampil beda dan dapat dipercaya.
-
Tangguh dalam
bertindak.
-
Berani mengambil resiko
dengan penuh perhitungan.
Sedangkan
Meredith dalam Suryana (2009: 39),
mengemukakan bahwa yang menunjukkan ciri dan karakteristik kewirausahaan ialah :
1. Percaya
diri (self confidence)
Merupakan paduan sikap dan keyakinan
seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat
relatif dan dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai,
melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri akan
mempengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan,
semangat kerja, kegairahan berkarya. Keberanian
dalam mengambil resiko dalam menghadapi suatu tantangan dipengaruhi oleh
kepercayaan diri. Kepercayaan diri ditentukan oleh kemandirian dan kemampuan
diri sendiri. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi relatif
lebih mempu menghadapi dan meyelesaikan masalah sendiri tanpa menunggu bantuan
orang lain.
2. Berorientasi
tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas
dan hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi,
berorientasi pada laba, ketekunan,
kerja
keras, energik dan inisiatif. Inisiatif artinya selalu
ingin mencari dan memulai sesuatu sendiri.
Dalam kewirausahaan peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku
inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun
dan pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis,
tanggap, bergairah dan semangat berprestasi.
3. Keberanian
mengambil risiko
Wirausaha adalah orang yang lebih
menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau
kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Wirausaha menghindari situasi
risiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi risiko yang
tinggi karena ingin berhasil. Pada situasi ini ada dua alternatif yang harus
dipilih yaitu alternatif yang mengangung risiko dan alternatif yang konservatif
. Pilihan terhadap risiko tergantung pada daya tarik setiap alternatif,
kesediaan untuk rugi, kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal.
4. Kepemimpinan
Seorang wirausaha harus memiliki sifat
kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia selalu menampilkan produk dan
jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor baik dalam proses
produksi maupun pemasaran. Dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang
menambah nilai.
5. Berorientasi
ke masa depan
Wirausaha harus memiliki perspektif dan
pandangan ke masa depan, kuncinya adalah dengan kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda dari yang ada sekarang.
6. Keorisinilan: kreativitas dan inovasi
Kewirausahaan adalah berfikir dan
bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan cara-cara
baru. Kreativitas ialah kemampuan menciptakan gagasan dan menemukan cara baru
dalam melihat permasalahan dan peluang yang ada. Sedangkan inovasi ialah
kemampuan mengaplikasikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan dan peluang
yang ada untuk lebih memakmurkan kehidupan.
Wirausaha yang inovatif adalah orang
yang memiliki ciri-ciri :
-
Tidak pernah puas
dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut cukup baik
-
Selalu menuangkan
imajinasi dalaam pekerjaannya
-
Selalu ingin tampil
berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan
Ciri
ciri
|
Watak
|
Percaya diri
|
-
Keteguhan
-
Mandiri, ketidaktergantungan
-
Kepribadian mantap
-
Optimisme
|
Berorientasi pada hasil
|
-
Kebutuhan akan prestasi
-
Tekun dan tabah
-
Kerja keras, penuh motivasi, energik
-
Penuh inisiatif
|
Pengambil resiko
|
-
Mampu mengambil resiko
-
Suka dengan tantangan
|
Kepemimpinan
|
-
Mampu memimpin
-
Dapat bergaul dengan siapapun (adaptif)
-
Terbuka dengan saran dan kritik
|
Keorisinilan
|
-
Inovatif
-
Kreatif
-
Fleksibel
-
Serba bisa, tahu banyak
|
Berorientasi ke masa depan
|
-
Pandangan jauh ke depan, visioner
-
Imajinatif, perseptif
|
(Dalam Buchori, 2010: 52)
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda. Kepribadian adalah
sesuatu yang unik pada manusia. Dengan kepribadian yang dimiliki, seseorang
dapat memikat orang lain, orang menjadi simpatik atau tertarik. Wirausahawan
yang memiliki kepribadian seperti ini seringkali berhasil dalam menjalankan
usahanya. Kepribadian adalah keseluruhan kualitas psikis yang diwarisi atau
diperoleh dan yang khas pada seseorang yang membuatnya unik. Seorang wirausaha
ialah seorang yang memiliki kepribadian yang produktif. Gilmore menyatakan
bahwa pribadi yang produktif ialah individu yang menghasilkan kontribusi
bermanfaat bagi lingkungannya. Produktif ialah kegiatan yang menimbulkan atau
meningkatkan kegunaan. Kegunaan (utility)
secara umum terbagi menjadi empat, diantaranya:
a.
Kegunaan tempat
b.
Kegunaan waktu
c.
Kegunaan bentuk
d.
Kegunaan
kepemilikan
Pribadi yang produktif ialah seseorang yang
memberikan kontribusi kepada lingkungannya, kreatif, imajinatif, inovatif dan
responsif. Pribadi yang produktif ini merupakan individu yang matang secara
psikologis. Ciri-ciri pribadi yang matang ialah:
1.
Tidak banyak
tergantung pada orang lain
2.
Bertanggung
jawab
3.
Obyektif dan
kritis
4.
Emosi stabil
5.
Socialibility,
artinya dalam lingkungan yang cocok ia akan tampil ke depan dan ketika pada
lingkungan yang tidak cocok, maka akan menjaga jarak.
6. Keyakinan kepada Tuhan yang kuat, dalam hal ini
pengakuan akan kekuasaan dan pertolongan ALLAH SWT.
Jika ada yang produktif, tentu ada pula pribadi
yang non-produktif. Beberapa contoh sikap pribadi yang non-produktif ialah:
1.
Hanya senang
mendengar, pendengar yang baik, tidak pernah mengemukakan ide, tidak bisa
mengatakan tidak dan lebih senang
mengatakan ya.
2.
Lebih senang
mengeksploitasi orang lain untuk keuntungan dirinya sendiri
3.
Tidak
mengeluarkan atau menyampaikan kembali informasi/pengetahuan yang pernah didapat
4.
Suka merenung
masa lalu (sentimentil)
5.
Banyak tahu tapi
tidak bisa mengungkapkan buah pikirannya
6.
Suka memasarkan
dirinya untuk memperoleh imbalan/pujian
7. Lebih senang mengikuti anggapan orang lain terhadap
dirinya. “I am as you desire me” (Erich
Fromm)
Sikap-sikap tersebut merupakan cerminan pribadi
yang belum matang. Ciri-ciri pribadi yang belum matang ialah:
1.
Lebih bersikap
pasif
2.
Ketergantungan
pada orang lain
3.
Tidak punya
pandangan ke depan
4.
Posisinya selalu
dibawah
5. Kurang menghargai dirinya sendiri, kurang mencintai
dirinya. Seseorang tidak bisa mencintai orang lain apabila tidak respek dan
tidak mencintai dirinya.
Selanjutnya, Alex
inkeles dan David H. Smith (1974: 19-24) mengemukakan tentang kualitas dan sikap orang
modern. Menurut Inkeles, kualitas
manusia modern tercermin pada orang yang berpartisipasi yang dimanifestasikan dalam
bentuk sikap, nilai dan tingkah laku dalam kehidupan sosial.
Ciri ciri orang modern :
1.
Kesiapan diri dan terbuka terhadap
inovasi
2.
Kebebasan yang besar dari tokoh
tokh tradisional
3.
Mempunyai jangkauan pandangan yang
luas
4.
Berorientasi pd masa sekarang dan yang
akan datang
5.
Memiliki perencanaan dalam setiap
kegiatan
6.
Memiliki keyakinan pd ilmu
pengetahuan dan teknologi
7.
Percaya kehidupan tidak dikuasai
oleh nasib
8.
Meyakini keadilan sesuai dengan
prinsip masing masing
9.
Sadar dan menghormati orang lain
Harsojo
(1978: 5) menjelaskan bahwa modernisasi merupakan sikap yang menggambarkan :
1.
Keterbukaan bagi perubahan dan
pembaharuan
2.
Kesanggupan membentuk pendapat
secara demokratis
3.
Orientasi pada masa kini dan masa
depan
4.
Yakin terhadap kemampuan diri
sendiri
5.
Yakin terhadap kemampuan ilmu
pengetahuan dan teknologi
6.
Keberhasilan merupakan hasil dari
prestasi
Dusselman (1989: 16) mengatakan
bahwa jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola-pola tingkah laku seperti inovasi,
keberanian menghadapi resiko, kemampuan manajerial (perencanaan, koordinasi,
menjaga kelancaran usaha, mengawasi dan mengevaluasi usaha) dan kepemimpinan
(memotivasi, melaksanakan dan mengarahkan tujuan)
2.
Kewirausahaan Sebagai Pengembangan Kemampuan
Dan Potensi Diri
Dalam
kewirausahaan, yang perlu dikembangkan kemampuannya dan potensi dalam diri
antara lain kemampuan berpikir kreatif dan inovatif, ketrampilan memimpin yang
berguna dalam pengambilan keputusan dan pengembangan modal sebagai penunjang.
a. Berpikir
Kreatif Dan Inovatif
Sifat
keorisinilan seorang wirausaha menuntut adanya kreativitas dan inovasi dalam
melaksanakan tugasnya. Conny Semiawan (1984: 8) menyatakan bahwa kreativitas
diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru. Produk baru
artinya tidak harus sepenuhnya baru, tapi dapat merupakan bagian-bagian produk
saja. Kreatif dan inovatif ialah karakteristik personal yang terpatri kuat
dalam diri seorang wirausaha sejati. Menurut Zimmerer (2009), kreativitas ialah
kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru dalam
melihat masalah dan peluang. Sedangkan inovasi ialah kemampuan untuk menerapkan
solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan kehidupan.
Inovasi tercipta karena adanya kreativitas yang tinggi. Kreatif dan inovatif
dapat diterapkan secara sederhana. Kuncinya ialah kepekaan dalam membaca
peluang dan kemampuan pasar. Misalnya pada satu kasus, ketika pelanggan sudah
mulai jenuh dengan fried chicken, sepertinya
ada peluang lain yang bisa dikembangkan. Disaat bersamaan, di kalangan pelajar
dan mahasiswa sedang tren makanan yang dibumbui keju, dari sini timbul ide
yakni keju digabung dengan ayam, lalu hasil pemikiran kreatif ini dikembangkan
menjadi produk yang bernama cheesy
chicken.
Kreativitas
dan inovasi merupakan sumber yang penting dalam mengubah ide-ide menjadi nyata.
Kreativitas merupakan proses pemikiran yang membantu dalam mencetuskan gagasan,
sedangkan inovasi ialah penerapan praktis dari gagasan. Kreativitas merupakan
bahan bakunya sedangkan inovasi ialah hasil yang komersial. Sesuatu yang baru
belum tentu inovasi jika yang dihasilkan bukan merupakan sesuatu yang lebih
baik.
b. Kepemimpinan
1. Pengertian
Dan Ciri Kepemimpinan
Kepemimpinan ialah
kemampuan seseorang untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain atau
sekelompok orang kepada arah tercapainya suatu tujuan organisasi yang telah
disepakati bersama sebelumnya. Menurut Stephen P. Robbins (2001), seorang
pemimpin harus menguasai teori karakter kepemimpinan yaitu teori yang berkaitan
dengan penemuan karakter kepribadian, sosial dan fisik atau intelektual. Dalam
definisi lain menyebutkan bahwa kepemimpinan ialah Ialah suatu proses yang
dilakukan manajer perusahaan utk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain dalam
kegiatan yang berhubungan dengan tugas, agar orang lain mau mengerahkan seluruh
kemampuannya (baik pribadi maupun sebagai tim) utk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Beberapa ciri kepemimpinan :
1.
Directing
Memiliki
sifat mengarahkan, yaitu mengarahkan orang orang utk mencapai tujuan. Karena
tanpa tujuan yang jelas, akan sulit bagi pemimpin utk mengarahkan orang lain.
Maka dari itu pemimpin harus mempunyai tujuan dan visioner, yaitu kemampuan utk
membayangkan bagaimana perkembangan yang akan terjadi di lingkungan luar
organisasi. Kemampuan ini akan memungkinkan organisasi mengambil keputusan
penting yang akan mempengaruhi organisasi di masa mendatang.
2.
Influencing
Yakni
mampu mengubah perilaku orang lain baik dengan perkataan, sikap, kepribadian
dan perbuatannya agar orang lain mau bekerja sama dalam proses pencapaian
tujuan organisasi.
3.
Authority
Atau wewenang, yaitu hak yang
dimiliki pemimpin utk memerintah orang lain dalam kegiatan yang berhubungan dengan
tugas / pekerjaan. Dengan demikian, kekuasaan yang dimiliki pemimpin lebih
besar dari orang lain (karyawannya).
Unsur
penting dalam kewirausahaan antara lain ialah sikap mental, kepemimpinan,
manajemen dan keterampilan. Kepemimpinan merupakan salah satu unsur yang paling
penting dalam dunia berwirausaha. Kepemimpinan yang buruk dapat menyebabkan
perusahaan bangkrut. Banyak pemimpin yang bersikap dan bergaya juragan atau bos
yang menganggap anak buahnya sebagai faktor produksi, bukan sebagai aset
berharga. Dalam hal ini berarti anak buah harus dieksploitasi tanpa diberikan
balas jasa yang memadai bahkan seringkali tidak dimanusiakan seperti pada
ungkapan “jika tidak suka silahkan pergi, masih banyak yang mau kerja
disini”. Kepemimpinan yang baik bisa
dicontoh dari negeri jepang. Pekerja senantiasa dianggap sebagai aset
perusahaan yang tak ternilai harganya sehingga prinsip kerjanya adalah seumur
hidup. Penghargaan kepada tenaga kerja sangat besar sehingga para tenaga kerja
juga akhirnya akan memberikan seluruh tenaga dan pikiran dengan sepenuh hatinya
karena merasa dihormati, dijunjung tinggi dan tidak dianggap sebagai faktor
produksi.
Kepemimpinan dan manajemen
ialah dua istilah yang sering rancu dalam pemahamannya. John Kottler
berpendapat bahwa :
·
Manajemen menyangkut hal untuk
mengatasi kerumitan. Manajemen yang baik akan menghasilkan tata tertib dan
konsistensi dengan menyusun rencana rencana formal, merancang struktur
organisasi yang disiplin dan ketat serta
memantau hasil melalui perbandingan dengan rencana.
·
Kepemimpinan menyangkut hal untuk
mengatasi perubahan. Pemimpin menteapkan arah dengan mengembangkan suatu visi
terhadap masa depan, menyatukan orang dengan mengkomunikasikan visi tersebut
dan mengilhami orang lain untuk mengatasi segala rintangan.
2.
Unsur
Unsur Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan
teori karakter. Karena menurut Stephen Robbins (2001), seorang pemimpin harus
memiliki karakter sebagai berikut :
1.
Ambisi dan energi
2.
Hasrat untuk memimpin
3.
Kejujuran dan integritas
(keutuhan)
4.
Percaya diri
5.
Kecerdasan
6.
Pengetahuan yang relevan dengan
bidang pekerjaannya
Seorang pemimpin harus memiliki keterampilan (skills), diantaranya sebagai berikut :
1.
Technical Skills
Yaitu
kemampuan untuk melakukan dan memahami pekerjaan yang bersifat operasional atau
teknis sehingga mampu menjadi guru yang baik bagi orang lain atau bawahannya.
2.
Human Skills
Yaitu
kemampuan bekerja sama dengan orang lain atau bawahannya dan membangun tim
kerja dengan pendekatan sosial kemanusiaan. Seorang pemimpin harus belajar seni
atau cara memerintah bawahan namun bawahan tersebut tidak merasa diperintah.
3.
Conceptual Skills
Yaitu kemampuan untuk
menyusun konsep berpikir dan mengungkapkan pemikirannya kepada orang lain atau
bawahannya. Oleh karena itu seorang pemimpin mampu merumuskan visi, misi,
strategi dan program unggulan yang jelas dan dapat dipahami oleh orang lain atau
bawahannya. Milton Rockeach (1973) membedakan nilai menjadi 2 yaitu nilai
sebagai sesuatu yang dimiliki seseorang dan nilai sebagai sesuatu yang
berkaitan dengan obyek. Sidharta Poespadibrata (1993 : 91) watak seseorang
merupakan sekumpulan perangai yang tetap, dapat dipandang sebagai sistem nilai.
Milton Rockeach (1973) watak yang melekat pada kewirausahaan dpt dipandang
sebagai sistem nilai kewirausahaan.
Seorang
pemimpin ialah seorang yang dapat mengubah peilaku orang lain. Untuk mengubah
perilaku orang lain (bawahannya), salah satu upaya yang dpt digunakan ialah
dengan kekuasaan (power). ada lima
kekuasaan dalam hubungannya dengan bisnis, antara lain :
1.
Legitimate power
Ialah
pemimpin memiliki kekuasaan karena ia diberi kewenangan oleh otoritas yang
lebih tinggi.
2.
Expert power
Pemimpin
memiliki kekuasaan karena keahlian yang diakui oleh orang lain.
3.
Reward power
Pemimpin
memiliki kekuasaan yang didapat dari imbalan atas kinerja yang telah
ditunjukkannya. Misalnya kenaikan pangkat atau promosi jabatan.
4.
Coercive power
Kekuasaan
yang dimiliki karena dia memiliki kemampuan utk memaksa orang lain agar patuh
terhadap perintahnya.
5.
Referent power
Kekuasaaan yang dimiliki
karena wibawa yang dia miliki. Sedangkan kewibawaan seorang diperoleh dari
keselarasan antara perkataan dengan perbuatan
Kartini Kartono (1983)
mengemukakan bahwa ada beberapa tipe kepemimpinan, diantaranya sebagai berikut
:
1.
Tipe karismatik
Seorang
yang memiliki daya tarik atau karisma yang luar biasa
2.
Tipe paternalistik
Menganggap
bawahannya seperti anaknya sehingga bawahan kurang diberi kesempatan dan
kepercayaan, terlalu melindungi
3.
Tipe militerisitik
Cenderung
memerintah, bawahan harus patuh terhadap komandonya
4.
Tipe otokratis
Kekuasaan
dan paksaan dalam memerintah anak buahnya
5.
Tipe laissez faire
Cenderung
membiarkan bawahannya bekerja semaunya sepanjang tujuan perusahaan atau
organisasi dapt tercapai
6.
Tipe populis
Pemimpin
rakyat, berpegang pada nilai nilai tradisional
7.
Tipe administratif
Pemimpin
yang mampu menyelanggarakan tugas tugas adminsitratif secara efektif
8.
Tipe demokratis
Pemimpin yang mampu
menekankan tanggung jawab dan kerja sama terhadap bawahannya. Pendapat dari
bawahan atau orang lain selalu diakomodasi dan dijadikan bahan pertimbangan
keputusan.
3.
Peranan Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah
pemilihan dua alternatif atau lebih yang dilakukan karena adanya perbedaan
antara harapan / tujuan dengan hasil yang dicapai. Salah satu model pengambilan
keputusan ialah The Optimizing Model. Model
tersebut merupakan model pengambilan keputusan yang menguraikan bagaimana
individu berperilaku untuk mencapai hasil yang maksimal.
Ada
empat faktor perilaku individu yang mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu
sebagai berikut :
1.
Nilai nilai
Dianggap
sebagai pedoman jika seseorang menghadapi situasi dimana harus dilakukan satu
pilihan
2.
Kepribadian
Aspek
kepribadian meliputi sikap, kepercayaan dan kebutuhan individu
3.
Kecenderungan mengambil risiko
Ada
yang berani, ragu ragu dan takut dalam mengambil risiko
4.
Disonasi kognitif
Adanya rasa cemas dalam
pengambilan keputusan
Adapun
langkah langkah dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1.
Menentukan perlunya pengambilan
keputusan
2.
Mengidentifikasi kriteria
keputusan
3.
Mengalokasi pembobotan terhadap
kriteria
4.
Memilih alternatif
5.
Mengembangkan alternatif
6.
Mengevaluasi alternatif
Langkah-langkah tersebut tidak
mutlak harus berurutan, namun disesuaikan dengan bobot keputusan yang akan diambilnya.
Dengan alternatif yang lebih banyak, kemungkinan yang dievaluasi semakin banyak
pula. Pada akhirnya keputusan dapat diambil berdasarkan berbagai alternatif
yang muncul.
Hal lain yang tidak kalah
penting dalam pengambilan keputusan ialah perlunya pertimbangan situasi yang
ada. Seringkali keputusan yang baru dijalankan namun terasa sudah ketinggalan
atau tidak mengikuti perkembangan situasi dan kondisi.
Samuel H. Tirtamihardja
dalam bukunya (Pemimpin Adalah Pemimpi,
2003) mengemukakan paradigma baru dalam pengambilan keputusan akibat perubahan
yang digambarkan seperti dibawah ini :
Unsur-unsur
tersebut dapat diringkas sebagai berikut.
- Waktu merupakan komoditas yang sangat berharga
Waktu
sebagai komoditas yang paling berharga dan mahal yang ada didunia, bahkan
dibandingkan dengan uang sekalipun. Waktu sangat mahal dan tidak dapat diputar
balik. Sebaiknya pemimpin tidak menyia-nyiakan waktu, karena peluang hanya
datang sekejap waktu dan tidak akan datang kedua kalinya. Kalau peluang tidak
dimanfaatkan, maka sesuatu yang berharga akan hilang.
- Kompetisi
Persaingan
dimasa depan adalah ilmu lawan ilmu, bukan uang lawan uang. Untuk memenangkan
persaiangan dimasa kini kuncinya adalah “how
to make our people learn better and faster than our competitor. Kompetisi membuat orang harus lebih kreatif
dalam menerima perubahan yang sangat cepat sekarang ini.
- Pemanfaatan Informasi dan Tekhnologi
Dalam
dunia yang seba cepat ini kita harus memanfaatkan informasi dan tehnologi yang
tumbuh dengan cepat. Information is
power.
- Kreativitas
Informasi
kini tersedia dimana-mana dan dapat diperoleh melalui media internet, televisi,
buku, dan surat kabar (baik cetak maupun elektronik). Namun perlu keahlian
untuk mengompilasi dan menganalis informasi yang kita terima kemudian berikir
kreatif bukan reaktif. Kreatifitas sangat dituntut untuk memenangkan kompetisi
zaman sekarang ini. Fooster dan Kaplan (2001) berkata. “Semua elemen yang
terdapat pada inovasi adalah kreativitas.
- Belajar terus menerus
Bill gates dalam bukunya The roat a head sangat menekankan proses
belajar terus menerus. Dalam dunia yang terus berubah pendidikan adalah modal
utama seseorang agar ia dapat beradaptasi terhadap perubahan.
Kegagalan
sebuah usaha, sering kali karena pemilik perusahaan tidak mampu memimpin anak
buahnya dengan baik. Menurut Davd L, Dotlich, Peter C. Cain, dan Jossey Bass
(2003) dalam tulisan Why CEO’s Fail yang dimuat di koran Suara
Pemaharuan, 23 Oktober 2003, pada samuel H. Tirtamihardja (2003), dalam bukunya
Pemimpin adalah pemimpin, ada sebelas penyebab utama pemimpin mengalami kegagalan
dalam memimpin, yaitu :
- Arogansi (Arrogance)
Pemimpin
merasa dirinya paling superior dan paling benar, sehingga yang lain (anak buah) dianggapnya salah
semua. (Secara harfiah artinya pemimpin yang congkak, sombong, angkuh, dan
keras kepala).
- Melograma (Melogram). Pemimpin selalu ingin menjadi pusat perhatian
- Mudah
berubah pendirian (Volatility). Pemimpin sulit
ditebak, bersikap sesuai situasi (sikapnya selalu berubah setiap
saat/situasi).
- Hati-hati
yang berlebihan (Excessive Caution). Pemimpin takut
atau memiliki keraguan yang berlebihan dalam mengambil suatu keputusan
atau kebijakan.
- Kebiasaan
berupa ketidakpercayaan (Habitual Distrust). Pemimpin selalu bersikap penuh curiga dan tidak percaya terhadap
setiap orang (anak buah).
- Menjauhkan
diri dari orang lain (Aloofness). Pemimpin sulit dihubungi(Cenderung tertutup ) dan sulit
berkomunikasi dengan orang lain (menjaga jarak, terutama dengan para anak
buahnya) yang berbeda pendapat atau pernah mengecewakannya
- Kejahatan
kenakalan (Mischievousness). Peraturan atau sistem dibuat dan ditetapkan untuk dilanggar (oleh
anak buah dan dirinya sendiri) tanpa ada tindakan yang tegas.
- Keanehan-kesintingan (Eccentricity). Pemimpin selalu ingin tampil
berbeda sehingga kadangkala dianggap aneh/nyeleneh oleh orang lain.
- Berdaya
tahan pasif (Passive Resistence). Pemimpin tidak yakin dengan apayang dikatakan dan atau apa yang
telah diucapkan harus dipertahankan.
- Perfeksionisme
atau terlalu ingin segalanya sempurna (Perfectionism). Pemimpin menganggap kebanyakan atau mayoritas tindakan anak
buahnya salah, hanya sedikit yang dianggap benar. Ia selalu mencari
kambing hitam bila terjadi kesalahan, meskipun kesalahannyan sebenarnya
adalah kesalahan yang dilakukan oleh dirinya sendiri
- Hasrat-keinginan untuk
menyenangkan hatinya sendiri (Eagerness to
please). Pemimpin mengejar popularitas semata
dalam setiap situasi.
c. Modal Dalam
Kewirausahaan
Selanjutnya, satu hal penunjang
yang paling penting dalam pengembangan potensi diri seorang wirausaha ialah modal. Ada kemauan dan kemampuan tanpa
ada modal, akan sangat sulit untuk bisa dimulai usaha tersebut bahkan mustahil
akan terlaksana. Ada 2 macam jenis modal dalam kewirausahaan, yakni :
1.
Modal yang berwujud (Tangible), yakni dalam bentuk material, termasuk seperti modal dalam bentuk uang dan barang.
2.
Modal yang tidak berwujud
(Intangible) intelektual, sosial &
moral dan mental.
·
Modal intelektual
berupa pengetahuan dan kecakapan dalam bidang yang ditekuni. Seorang wirausaha
harus memiliki Core Competency.
Kompetensi inti (Core Competency)
adalah kreativitas dan inovasi dalam rangka menciptakan nilai tambah utk meraih
keunggulan dengan berfokus pada pengembangan pengetahuan.
·
Modal sosial dan
moral diwujudkan dalam bentuk kejujuran
dan kepercayaan. Inilah yang disebut etika wirausaha (kejujuran, integritas,
menepati janji, kesetiaan,
kewajaran,
membantu orang lain, menghormati orang lain, taat hukum, mengejar keunggulan
dan tanggung jawab). Etika wirausaha
inilah yang dapat menumbuhkan kepercayaan dan menjaganya dari waktu ke waktu.
·
Modal mental berarti
kesiapan mental berdasarkan landasan agama.
Diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi risiko dan tantangan.
Daftar pustakanya ada?
ردحذفإرسال تعليق