Pendidikan
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia.
John Dewey menyatakan, bahwa pendidikan sebagai salah satu kebutuhan, fungsi
social, sebagai bimbingan, saran pertumbuhan yang mempersiapkan dan membukakan
serta membentuk disiplin hidup (Zakiah Darajat, 1983:1). Pernyataan ini
setidaknya mengisyaratkan bahwa bagaimanapun sederhananya suatu komunitas
manusia, memerlukan adanya pendidikan. Maka dalam pengertian umum, kehidupan
dari komunitas tersebut akan ditentukan aktivitas pendidikan didalamnya. Sebeb
pendidikan secara alami sudah merupakan kehidupan manusia.
Dilingkungan
masyarakat primitive (berbudaya asli)
misalnya pendidikan dilakukan oleh dan atas tanggung jawab kedua orang tua
terhadap anak-anak mereka. Masyarakat suku anak dalam (kubu) yang menghuni
wilayah hutan, sesuai dengan lingkungan hidupnya akan berupaya mendidik
putra-putri mereka. Paling tidak secara sederhana, sang bapak akan membimbing
dan melatih putranya mengenal kehidupan hutan seperti: mengenal buah-buahan
yang layak makan, membuat alat binatang dan sebagainya. Tujuan utamanya adalah
membimbing dan melatih mereka, agar kelak putra-putri ini mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan, serta dapat hidup mandiri.
Dalam
kaitan ini Hasan Langgulung berpendapat bahwa, pendidikan dapat dilihat dari
dua sudut pandang, yaitu sudut pandang individu dan sudut pandang masyarakat.
Dari sudut pandang pertama, pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan
potensi individu. Sedangkan menurut sudut pandang kedua pendidikan adalah usaha
untuk mewariskan nilai-nilai budaya oleh generasi tua kepada generasi muda,
agar nilai-nilai kebudayaan tersebut teruus hidup dan beralanjut di masyarakat
(Hasan Langgulung, 1987:3). Karena itu pendidikan merupakan aktivitas yang
sudah terprogram dalam suatu system.
Adapun
perbedaan dalam system pendidikan, tampaknya ikut dipengaruhi oleh cara pandang
(world view) dari setiap masyarakat,
kelompok atau bangsa masing-masing. Cara pandang ini erat kaitannya dengan
latar belakang filsafat atau pandangan hidup mereka. Sebab bagaimanapun
pandangan hidup ini mencerminkan jati diri yang harus di pertahankan serta dikembangkan
dan selanjutnya di wariskan kepada generasi muda masyarakat yang bersangkutan.
Tentunya setiap masyarakat suau bangsa memiliki pandanga hidup yang berbeda.
Atas
dasar pandangan hidup tersebut biasanya di rumuskanlah landasan dasar, konsep
serta system pendidikan yang di kehendaki oleh masyarakat, kelompok atau bangsa
itu. Dari sini dapat dilihat bagaimana sebenarnya hakikat pendidikan itu
menurut pandangan setiap masyarakat atau bangsa itu masing-masing. Dalam
kenyataannya, latar belakang filsafat hidup ini
menyebabkan system pendidikan antar masyarakat atau bangsa menjadi
berbeda. Jarang ada dua masyarakat atau bangsa menjadi berbeda. Jarang ada dua
masyarakat atau bangsa memiliki pandangan yang sama.
إرسال تعليق