Sikap Jujur Nabi Muhammad SAW

    Ketika bulan Rajab tiba, seluruh umat islamtentunya teringat akan peristiwa isra dan mirajnya Rasulullah Saw. Yaitu, perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram ke masjidil Aqso dan dilanjutkan ke Sidratil Muntaha kembali dengan membawa 'Pesan' untuk menunaikan shalat 5 waktu.

    kejadian malam itu merupakan ujian bagi umat islam. seberapa besarkah keyakinan mereka terhadap kejujuran Nabi Muhammad dan risalah yang dibawanya?

    Kini, yang perlu menjadi pusat perhatian umat islam hanya satu yaiyu pentingnya kejujuran.mengapa Abu Bakar bagitu meyakini kejadian itu? jawabannya hanya satu, karena sifat jujur Rasulullah Saw itu sendiri yang selama ini dikenalnya.

    Bukan cerita asing lagi bagaimana kejujurannya Nabi Muhammad SAW sebelum diangkat menjadi Rasul. seluruh orang Quraisy bahkan Abu Jahal, pembesar suku Quraisy sekalipun sangat mengakui kejujuran Nabi Muhammad SAW. "Sesungguhnya kami tidak mendustaimu, hanya saja kami mendustai ajaran yang kamu bawa." demikian komentar Abu Jahal akan kejujuran Nabi Muhammad SAW dihadapan suku Quraisy.

    Bahkan jika diruntut lebih jauh lagi dan mendalam, Khadijah, istri Nabi Muhammad SAW yang selalu bersamanya, sungguh mengagumi kejujuran Rasulullah SAW. Sehingga kata-kata kekagumannya itu pun muncul bak air mengalir ketika Rasulullah SAW menerima wahyu pertama kali, 

"Bergembiralah, Demi Allah, Dia tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Demi Allah, sesungguhnya kamu adalah orang yang senantiasa menjalin hubungan silaturahmi dan selalu berkata benar." 

kata khadijah sambil menenangkan Rasulullah SAW yang begitu ketakutan setelah bertemu malaikat Jibril di Gua Hira.

    Subhanallah, sifat jujur Rasulullah SAW bukan saja tampak dalam kondisi serius. Saat sedang bercanda, Rasulullah SAW pun tetap konsisten berperilaku jujur. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, bahwa datang seorang perempuan yang sudah lanjut usia menemui Rasulullah SAW dan memhon agar didoakan masuk surga. Lntas Rasulullah SAW menjawab 

"Wahai ibu, sungguh surga itu tidak akan dimasuki wanita tua"

Kontan, perempuan tua itu menangis. kemudian Rasulullah SAW berkata kembali,

"Aku mendapat kabar tidak akan masuk surga perempuan yang sudah tua, karena Allah mengakatan, "Sesungguhnya kami menciptakan mereka (Bidadari-bidadari) dengan langsung dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta dan sebaya umurnya". (Q.S. Al-Waqi'ah / 56 : 35-37)

Seketika itu juga perempuan yang menangis tadi pun tersenyum, dan mengetahui bahwa didalam serga tidak ada lagi yang tua, semuanya dijadikan muda.

Karena itu Rasulullah SAW senantiasa mengingatkan umatnya untuk selalu berkata jujur dan menjauhi sifat dusta. Rasulullah SAW bersepan,

"Berperilaku jujurlah kamu. Sesungguhnya kejujuran menuntun kepada kebaikan. kebaikan menunjukkan jalan menuju suraga. setiap manusia yang berkata jujur dan memilih kejujuran hingga ia ditulis  di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Jauhilah kamu dari sifat sombong. sesungguhnya kesombongan itu menuntun kearah kedurhakaan. kedurhakaan membawa keneraka. setiap manusia yang selalu berbohong dan memilih kebohongan hingga tertulis di sisi Allah sebagai pendusta"

Mengikuti sifat Rasulullah SAW adalah suatu kewajiabn bagi setiap muslim. 

"Katakanlah (wahai Muhammad), jika kamu benar-benar mencintai Allah ikutilah Aku, niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." (Q.S. Ali Imran / 3: 31).

Dengan jujur kepada diri sendiri maka kita akan jujur kepada apa-apa yang mengikuti kita, seperti malam mengikuti siang. dan itu akan berdampak hidup jujur di masyarakat. kejujuran akan membawa pada kemaslahatan umat. dalam lingkungan pendidikan, misalnya disekolah, anak jujur harus dapat menjaga amanah, tidak suka berbuat curang, anak harus jujur terhadap Allah SWT. terhadap diri sendiri, terhadap orang tua, terhadap guru, terhadap teman. contoh lainnya jika mengerjakan soal ulangan, tidak suka menyontek dan berusaha untuk selalu mengerjakan sendiri dengan kemampuan sendiri.



Sumber

judul buku    : Buku Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 

Penulis          : Achmad Hasim dan M. kholid Fatahoni

Penyedia       : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri


Post a Comment

أحدث أقدم