Istilah kewirausahaan mulai dipopulerkan tahun 1990-an. Saat-saat sebelumnya yang banyak digunakan adalah istilah kewiraswastaan dan entrepreunership, berikutnya kewirausahaan.
Istilah kewirasusahaan dianggap lebih pas untuk dipadankan dengan istilah entrepreneurship yang lebih cenderung diartikan dengan kepengusahaan bisnis serta segala aktivitas yang non pemerintah.
Namun demikian dalam praktek sampai saat ini ketiga istilah itu sering dipakai secara bergantian, yang satu seolah-olah sebagai padanan bagi yang lain.
Istilah 'swasta' sebagai pengganti istilah 'partikel' atau private telah ada dan dikenal sebelum istilah wirasawasta ada, sehingga kurang tepat jika istilah wiraswasta hanya dikaitkan atau diasosiasikan dengan pengertian 'usaha swasta'. Pengertian swasta dari kata private sebenarnya mencakup pengertian segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah khusus perseorangan atau grup atau juga dapat berarti segala sesuatu yang bersifat tidak terbuka untuk umum atau yang tidak diawasi secara langsung oleh pemerintah (kamus Webster, 1976).
Di malaysia dan singapura, perusahaan yang semula bertanda Pte (Private) kemudian diganti dengan istilah setempat (bahasa melayu), yaitu Sdn (Sendirian)
DR Soesarsono Wijandi (1998:24) menulis pengertian wiraswasta bekanlah teladan dalam usaha partikelir (swasta), melainkan adalah sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan, dan semangat yang bersumber dari kekuatan sendiri, dari seorang pendekar kemajuan, baik dalam kekaryaan pemerintah maupun dalam kegiatan apa saja di luar pemerintahan dalam arti yang menjadi pangkal keberhasilan seseorang. Dengan demikian, wiraswasta juga mencakup semua aspek pekerjaan termasuk karyawan pemerintah, koperasi, badan usaha milik negara (BUMN), petani, warga TNI, dan sebagainya. Oleh karena itu, pernah ada ide untuk menggunakan istilah 'wirakarya' yang mencakup lingkup pengertian 'wiraswasta' tidak hanya diperuntukkan bagi lingkup usaha swasta. Apapun istilah yang digunakan, aspek kemandirian dan wira (keutamaan, keteladanan) maerupakan aspek khas dan penting dalam kewiraswastaan.
Apabila istilah ini dapat populer maka akan banyak kata dengan 'wirakarya' dalam bentuk: Wira Tani, Wira Guru, Wira Koperasi, Wira Medis, Wira Film, Wira Musik, Wira Motivotor, Wira Birokrat, Wira Swasta dan sebagainya.
Beberapa contoh tokoh-tokoh figur Wiraswasta (Wirakarya) antara lain: Prof. Arif Rahman dan Ka Seto misalnya dapat disebut (Wira Guru); Prof. Rinal Kasali, Mario Teguh (Wira Motivator); Dedi Mizwar (Wira Film); Fadel Muhammad (Wira Birokrat); Rahmany Gobel (Wira Usaha); Ustadz Maulana, Mamah Dedeh ( Wira Da'i); Sule, Nunung dkk (Wira Lawak). Perkembangan istilah wiraswasta dan Wirausaha keduanya terus digunakan dianggap identik dan sepadan dengan istilah barat "Entrepreneur" tetapi nampaknya yang dianggap lebih populer adalah Wirausaha.
إرسال تعليق