Sejarah Perkembangan Teori Sel






    Beberapa saintis turut memberikan konstribusi terhadap konsep sel. Anton Van Leeusenhoek (1932-1723) dikenal sebagai orang pertama yang membuat dan menggunakan mikroskop untuk mempelajari berbagai objek biologi. Melalui mikroskppnya, ia dapat melihat benda-benda mikroskopis yang bergerak di dalam air kolam. Selanjtnya, ia mempelajari darah, semen (cairan sperma), feses, dan email gigi. Leeuwenhoek merupakan orang pertama yang melihat sel-sel tunggal dan mengakuinya sebagai satuan-satuan kehidupan. saat itu, ia tidak menyebutnya sebagai sel, melainkan sebagai hewan-hewan kecil yang ia lihat bergerak-gerak di dalam air.

    Istilah sel pertama kali diperkenalkan oleh Robert Hooke (1635-1703), setelah ia mempelajari sayatan tipis gabus yang berasal dari kayu pohon Oak. Melalui Mikroskop, ia melihat suatu massa persegi menyerupai kamar sehingga kemudian ia menyebutnya dengan istilah sel (cellula = kamar). Penggunaan istilah sel tersebut berlangsung pada tahun 1666 (sebagian literatur lain mencatatnya pada tahun 1665), yaitu pada saat ia mempublikasikan bukunya yang berjudul Micrographia. Hingga saat ini istilah sel tersebut masih digunakan untuk memahami satuan-satuan bentuk dasar yang membangun makhluk hidup.

    Segera setelah istilah sel dikenal, Felix Durjadin (1835) mengemukakan bahwa bagian paling penting dari sel adalah isi sel. Isi sel terdiri atas materi hidup yang kelak dikenal dengan istilah protoplasma yang berarti zat pertama dibentuk. Istilah protoplasma tersebut pertama kali di perkenalkan pada tahun 1839 oleh J. Purkinye yang bertujuan untuk membedakan antara bagian hidup dan dinding sel yang mati. satu tipe protoplasma yang lebih kental dan lebih gelap dari keadaan sekitar disebut nukleus. Tipe protoplasma lainnya yang tampak lebih cair atau bersifat koloid disebut sitoplasma.

    Pada tahun 1838, Mathias Jacob Schleiden, seorang ahli botani menyatakan bahwa semua tumbuhan tersusun dari satuan-satuan kecil selular. Pada tahun 1839, pendapat yang sama juga di kemukakan oleh Theodor Schwann, seorang ahli zoologi. Dalam hal ini, Schwann menyatakan bahwa semua hewan terdiri dari sel-sel. Scgleiden dan Schwann, keduanya berkebangsaan Jerman, merumuskan suatu generalisasi yang kemudian berkembang menjadi teori sel. Mereka mengemukakan bahwa tubuh semua tumbuhan dan hewan tersusun dari sel-sel. Sel adalah unit struktural dan fungsional dari semua makhluk hidup. Selanjutnya, Rudolf Virchow (1858) melengkapi rumusan teori sel tersebut dengan temuannya bahwa setiap sel berasal dari sel-sel yang telah ada sebelumnya. Omnis Cellula e Cellula.

Seiring dengan perkembangan mikroskop cahaya dan mikroskop elektron serta teknik pewarnaan yang lebih maju terungkap bahwa di dalam protoplasma terdapat beberapa struktur yang disebut organel. Pada umumnya, organel-organel tersebut bersifat peka terhadap reaksi kimia sehingga sangat esensial bagi kehidupan sel. Tugas utama suatu organel berhubungan dengan struktur organel tersebut. masing-masing organel merupakan pelaksana sel dinamis yang dapar berubah bentuk dan ukuran untuk melakukan kerja, ada yang mampu bergerak mengelilingi sel, dan beberapa diantaranya mampu menduplikasi dirinya.

Sumber

Judul Buku     : Biologi Sains Dalam Kehidupan
Penyusun        : Drs. Bagod Sudjadi, M.Ed. dan Dra. Siti Laila, M.Pd.
Penerbit          : Yudhistira

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama