1.      Karakteristik Dan Kepribadian Seorang Wirausaha
a.      Karakteristik Jiwa Wirausaha
Secara etimologis, karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu “kasairo”, yang berarti cetak biru, format dasar, atau sidik (seperti sidik jari). Dalam hal ini, karakter ialah sesuatu yang sudah ada. Pada umumnya, wirausahawan memiliki sifat yang sama. Mereka memiliki tenaga, keinginan untuk inovatif, menerima tanggung jawab yang besar, keinginan untuk berprestasi yang tinggi, optimis dan kepercayaan terhadap masa depan.
Beberapa ciri umum dan karakteristik yang menunjukkan sikap seseorang yang berjiwa kewirausahaan menurut beberapa ahli diantaranya:
-    Penuh percaya diri, penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin dan bertanggung jawab.
-          Memiliki inisiatif, penuh energi, cekatan dalam bertindak
-          Memilki motif berprestasi, orientasi pada hasil dan wawasan ke depan.
-          Memiliki jiwa kepemimpinan, berani tampil beda dan dapat dipercaya.
-          Tangguh dalam bertindak.
-          Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan.
Sedangkan Meredith dalam Suryana (2009: 39), mengemukakan bahwa yang menunjukkan ciri dan karakteristik kewirausahaan ialah :
1.      Percaya diri (self confidence)
Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri akan mempengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, kegairahan berkarya. Keberanian dalam mengambil resiko dalam menghadapi suatu tantangan dipengaruhi oleh kepercayaan diri. Kepercayaan diri ditentukan oleh kemandirian dan kemampuan diri sendiri. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi relatif lebih mempu menghadapi dan meyelesaikan masalah sendiri tanpa menunggu bantuan orang lain.
2.      Berorientasi tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan, kerja keras, energik dan inisiatif. Inisiatif artinya selalu ingin mencari dan memulai sesuatu sendiri. Dalam kewirausahaan peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun dan pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah dan semangat berprestasi.
3.      Keberanian mengambil risiko
Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pada situasi ini ada dua alternatif yang harus dipilih yaitu alternatif yang mengangung risiko dan alternatif yang konservatif . Pilihan terhadap risiko tergantung pada daya tarik setiap alternatif, kesediaan untuk rugi, kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal.
4.      Kepemimpinan
Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor baik dalam proses produksi maupun pemasaran. Dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.
5.      Berorientasi ke masa depan
Wirausaha harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan, kuncinya adalah dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang ada sekarang.
6.      Keorisinilan: kreativitas dan inovasi
Kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Kreativitas ialah kemampuan menciptakan gagasan dan menemukan cara baru dalam melihat permasalahan dan peluang yang ada. Sedangkan inovasi ialah kemampuan mengaplikasikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan dan peluang yang ada untuk lebih memakmurkan kehidupan.
Wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri :
-          Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut cukup baik
-          Selalu menuangkan imajinasi dalaam pekerjaannya
-          Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan
Ciri ciri
Watak
Percaya diri
-          Keteguhan
-          Mandiri, ketidaktergantungan
-          Kepribadian mantap
-          Optimisme
Berorientasi pada hasil
-          Kebutuhan akan prestasi
-          Tekun dan tabah
-          Kerja keras, penuh motivasi, energik
-          Penuh inisiatif
Pengambil resiko
-          Mampu mengambil resiko
-          Suka dengan tantangan
Kepemimpinan
-          Mampu memimpin
-          Dapat bergaul dengan siapapun (adaptif)
-          Terbuka dengan saran dan kritik
Keorisinilan
-          Inovatif
-          Kreatif
-          Fleksibel
-          Serba bisa, tahu banyak
Berorientasi ke masa depan
-          Pandangan jauh ke depan, visioner
-          Imajinatif, perseptif
            (Dalam Buchori, 2010: 52)

Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda. Kepribadian adalah sesuatu yang unik pada manusia. Dengan kepribadian yang dimiliki, seseorang dapat memikat orang lain, orang menjadi simpatik atau tertarik. Wirausahawan yang memiliki kepribadian seperti ini seringkali berhasil dalam menjalankan usahanya. Kepribadian adalah keseluruhan kualitas psikis yang diwarisi atau diperoleh dan yang khas pada seseorang yang membuatnya unik. Seorang wirausaha ialah seorang yang memiliki kepribadian yang produktif. Gilmore menyatakan bahwa pribadi yang produktif ialah individu yang menghasilkan kontribusi bermanfaat bagi lingkungannya. Produktif ialah kegiatan yang menimbulkan atau meningkatkan kegunaan. Kegunaan (utility) secara umum terbagi menjadi empat, diantaranya:
                         a.        Kegunaan tempat
                        b.        Kegunaan waktu
                         c.        Kegunaan bentuk
                        d.        Kegunaan kepemilikan
Pribadi yang produktif ialah seseorang yang memberikan kontribusi kepada lingkungannya, kreatif, imajinatif, inovatif dan responsif. Pribadi yang produktif ini merupakan individu yang matang secara psikologis. Ciri-ciri pribadi yang matang ialah:
1.      Tidak banyak tergantung pada orang lain
2.      Bertanggung jawab
3.      Obyektif dan kritis
4.      Emosi stabil
5.      Socialibility, artinya dalam lingkungan yang cocok ia akan tampil ke depan dan ketika pada lingkungan yang tidak cocok, maka akan menjaga jarak.
6.      Keyakinan kepada Tuhan yang kuat, dalam hal ini pengakuan akan kekuasaan dan pertolongan ALLAH SWT.
Jika ada yang produktif, tentu ada pula pribadi yang non-produktif. Beberapa contoh sikap pribadi yang non-produktif ialah:
1.      Hanya senang mendengar, pendengar yang baik, tidak pernah mengemukakan ide, tidak bisa mengatakan tidak dan lebih senang mengatakan ya.
2.      Lebih senang mengeksploitasi orang lain untuk keuntungan dirinya sendiri
3.      Tidak mengeluarkan atau menyampaikan kembali informasi/pengetahuan  yang pernah didapat
4.      Suka merenung masa lalu (sentimentil)
5.      Banyak tahu tapi tidak bisa mengungkapkan buah pikirannya
6.      Suka memasarkan dirinya untuk memperoleh imbalan/pujian
7.      Lebih senang mengikuti anggapan orang lain terhadap dirinya. “I am as you desire me” (Erich Fromm)
Sikap-sikap tersebut merupakan cerminan pribadi yang belum matang. Ciri-ciri pribadi yang belum matang ialah:
1.      Lebih bersikap pasif
2.      Ketergantungan pada orang lain
3.      Tidak punya pandangan ke depan
4.      Posisinya selalu dibawah
5.      Kurang menghargai dirinya sendiri, kurang mencintai dirinya. Seseorang tidak bisa mencintai orang lain apabila tidak respek dan tidak mencintai dirinya. 
Selanjutnya, Alex inkeles dan David H. Smith (1974: 19-24) mengemukakan tentang kualitas dan sikap orang modern. Menurut Inkeles, kualitas manusia modern tercermin pada orang yang berpartisipasi yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai dan tingkah laku dalam kehidupan sosial. Ciri ciri orang modern :
                       1.         Kesiapan diri dan terbuka terhadap inovasi
                       2.         Kebebasan yang besar dari tokoh tokh tradisional
                       3.         Mempunyai jangkauan pandangan yang luas
                       4.         Berorientasi pd masa sekarang dan yang akan datang
                       5.         Memiliki perencanaan dalam setiap kegiatan
                       6.         Memiliki keyakinan pd ilmu pengetahuan dan teknologi
                       7.         Percaya kehidupan tidak dikuasai oleh nasib
                       8.         Meyakini keadilan sesuai dengan prinsip masing masing
                       9.         Sadar dan menghormati orang lain
Harsojo (1978: 5) menjelaskan bahwa modernisasi merupakan sikap yang menggambarkan :
                       1.         Keterbukaan bagi perubahan dan pembaharuan
                       2.         Kesanggupan membentuk pendapat secara demokratis
                       3.         Orientasi pada masa kini dan masa depan
                       4.         Yakin terhadap kemampuan diri sendiri
                       5.         Yakin terhadap kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi
                       6.         Keberhasilan merupakan hasil dari prestasi

Dusselman (1989: 16) mengatakan bahwa jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola-pola tingkah laku seperti inovasi, keberanian menghadapi resiko, kemampuan manajerial (perencanaan, koordinasi, menjaga kelancaran usaha, mengawasi dan mengevaluasi usaha) dan kepemimpinan (memotivasi, melaksanakan dan mengarahkan tujuan)
 

2.      Kewirausahaan Sebagai Pengembangan Kemampuan Dan Potensi Diri
Dalam kewirausahaan, yang perlu dikembangkan kemampuannya dan potensi dalam diri antara lain kemampuan berpikir kreatif dan inovatif, ketrampilan memimpin yang berguna dalam pengambilan keputusan dan pengembangan modal sebagai penunjang.
a.      Berpikir Kreatif Dan Inovatif
Sifat keorisinilan seorang wirausaha menuntut adanya kreativitas dan inovasi dalam melaksanakan tugasnya. Conny Semiawan (1984: 8) menyatakan bahwa kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru. Produk baru artinya tidak harus sepenuhnya baru, tapi dapat merupakan bagian-bagian produk saja. Kreatif dan inovatif ialah karakteristik personal yang terpatri kuat dalam diri seorang wirausaha sejati. Menurut Zimmerer (2009), kreativitas ialah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Sedangkan inovasi ialah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan kehidupan. Inovasi tercipta karena adanya kreativitas yang tinggi. Kreatif dan inovatif dapat diterapkan secara sederhana. Kuncinya ialah kepekaan dalam membaca peluang dan kemampuan pasar. Misalnya pada satu kasus, ketika pelanggan sudah mulai jenuh dengan fried chicken, sepertinya ada peluang lain yang bisa dikembangkan. Disaat bersamaan, di kalangan pelajar dan mahasiswa sedang tren makanan yang dibumbui keju, dari sini timbul ide yakni keju digabung dengan ayam, lalu hasil pemikiran kreatif ini dikembangkan menjadi produk yang bernama cheesy chicken.
Kreativitas dan inovasi merupakan sumber yang penting dalam mengubah ide-ide menjadi nyata. Kreativitas merupakan proses pemikiran yang membantu dalam mencetuskan gagasan, sedangkan inovasi ialah penerapan praktis dari gagasan. Kreativitas merupakan bahan bakunya sedangkan inovasi ialah hasil yang komersial. Sesuatu yang baru belum tentu inovasi jika yang dihasilkan bukan merupakan sesuatu yang lebih baik.
b.      Kepemimpinan
1.      Pengertian Dan Ciri Kepemimpinan
Kepemimpinan ialah kemampuan seseorang untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain atau sekelompok orang kepada arah tercapainya suatu tujuan organisasi yang telah disepakati bersama sebelumnya. Menurut Stephen P. Robbins (2001), seorang pemimpin harus menguasai teori karakter kepemimpinan yaitu teori yang berkaitan dengan penemuan karakter kepribadian, sosial dan fisik atau intelektual. Dalam definisi lain menyebutkan bahwa kepemimpinan ialah Ialah suatu proses yang dilakukan manajer perusahaan utk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain dalam kegiatan yang berhubungan dengan tugas, agar orang lain mau mengerahkan seluruh kemampuannya (baik pribadi maupun sebagai tim) utk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Beberapa ciri kepemimpinan :
1.      Directing
Memiliki sifat mengarahkan, yaitu mengarahkan orang orang utk mencapai tujuan. Karena tanpa tujuan yang jelas, akan sulit bagi pemimpin utk mengarahkan orang lain. Maka dari itu pemimpin harus mempunyai tujuan dan visioner, yaitu kemampuan utk membayangkan bagaimana perkembangan yang akan terjadi di lingkungan luar organisasi. Kemampuan ini akan memungkinkan organisasi mengambil keputusan penting yang akan mempengaruhi organisasi di masa mendatang. 
2.      Influencing
Yakni mampu mengubah perilaku orang lain baik dengan perkataan, sikap, kepribadian dan perbuatannya agar orang lain mau bekerja sama dalam proses pencapaian tujuan organisasi.
3.      Authority
Atau wewenang, yaitu hak yang dimiliki pemimpin utk memerintah orang lain dalam kegiatan yang berhubungan dengan tugas / pekerjaan. Dengan demikian, kekuasaan yang dimiliki pemimpin lebih besar dari orang lain (karyawannya).
Unsur penting dalam kewirausahaan antara lain ialah sikap mental, kepemimpinan, manajemen dan keterampilan. Kepemimpinan merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam dunia berwirausaha. Kepemimpinan yang buruk dapat menyebabkan perusahaan bangkrut. Banyak pemimpin yang bersikap dan bergaya juragan atau bos yang menganggap anak buahnya sebagai faktor produksi, bukan sebagai aset berharga. Dalam hal ini berarti anak buah harus dieksploitasi tanpa diberikan balas jasa yang memadai bahkan seringkali tidak dimanusiakan seperti pada ungkapan “jika tidak suka silahkan pergi, masih banyak yang mau kerja disini”.  Kepemimpinan yang baik bisa dicontoh dari negeri jepang. Pekerja senantiasa dianggap sebagai aset perusahaan yang tak ternilai harganya sehingga prinsip kerjanya adalah seumur hidup. Penghargaan kepada tenaga kerja sangat besar sehingga para tenaga kerja juga akhirnya akan memberikan seluruh tenaga dan pikiran dengan sepenuh hatinya karena merasa dihormati, dijunjung tinggi dan tidak dianggap sebagai faktor produksi.
Kepemimpinan dan manajemen ialah dua istilah yang sering rancu dalam pemahamannya. John Kottler berpendapat bahwa :
·         Manajemen menyangkut hal untuk mengatasi kerumitan. Manajemen yang baik akan menghasilkan tata tertib dan konsistensi dengan menyusun rencana rencana formal, merancang struktur organisasi yang disiplin dan ketat serta  memantau hasil melalui perbandingan dengan rencana.
·         Kepemimpinan menyangkut hal untuk mengatasi perubahan. Pemimpin menteapkan arah dengan mengembangkan suatu visi terhadap masa depan, menyatukan orang dengan mengkomunikasikan visi tersebut dan mengilhami orang lain untuk mengatasi segala rintangan.
2.      Unsur Unsur Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan teori karakter. Karena menurut Stephen Robbins (2001), seorang pemimpin harus memiliki karakter sebagai berikut :
1.      Ambisi dan energi
2.      Hasrat untuk memimpin
3.      Kejujuran dan integritas (keutuhan)
4.      Percaya diri
5.      Kecerdasan
6.      Pengetahuan yang relevan dengan bidang pekerjaannya
Seorang pemimpin harus memiliki keterampilan (skills), diantaranya sebagai berikut :
1.      Technical Skills
Yaitu kemampuan untuk melakukan dan memahami pekerjaan yang bersifat operasional atau teknis sehingga mampu menjadi guru yang baik bagi orang lain atau bawahannya.
2.      Human Skills
Yaitu kemampuan bekerja sama dengan orang lain atau bawahannya dan membangun tim kerja dengan pendekatan sosial kemanusiaan. Seorang pemimpin harus belajar seni atau cara memerintah bawahan namun bawahan tersebut tidak merasa diperintah.
3.      Conceptual Skills
Yaitu kemampuan untuk menyusun konsep berpikir dan mengungkapkan pemikirannya kepada orang lain atau bawahannya. Oleh karena itu seorang pemimpin mampu merumuskan visi, misi, strategi dan program unggulan yang jelas dan dapat dipahami oleh orang lain atau bawahannya. Milton Rockeach (1973) membedakan nilai menjadi 2 yaitu nilai sebagai sesuatu yang dimiliki seseorang dan nilai sebagai sesuatu yang berkaitan dengan obyek. Sidharta Poespadibrata (1993 : 91) watak seseorang merupakan sekumpulan perangai yang tetap, dapat dipandang sebagai sistem nilai. Milton Rockeach (1973) watak yang melekat pada kewirausahaan dpt dipandang sebagai sistem nilai kewirausahaan.
Seorang pemimpin ialah seorang yang dapat mengubah peilaku orang lain. Untuk mengubah perilaku orang lain (bawahannya), salah satu upaya yang dpt digunakan ialah dengan kekuasaan (power). ada lima kekuasaan dalam hubungannya dengan bisnis, antara lain :
1.      Legitimate power
Ialah pemimpin memiliki kekuasaan karena ia diberi kewenangan oleh otoritas yang lebih tinggi.
2.      Expert power
Pemimpin memiliki kekuasaan karena keahlian yang diakui oleh orang lain.
3.      Reward power
Pemimpin memiliki kekuasaan yang didapat dari imbalan atas kinerja yang telah ditunjukkannya. Misalnya kenaikan pangkat atau promosi jabatan.
4.      Coercive power
Kekuasaan yang dimiliki karena dia memiliki kemampuan utk memaksa orang lain agar patuh terhadap perintahnya.
5.      Referent power
Kekuasaaan yang dimiliki karena wibawa yang dia miliki. Sedangkan kewibawaan seorang diperoleh dari keselarasan antara perkataan dengan perbuatan
Kartini Kartono (1983) mengemukakan bahwa ada beberapa tipe kepemimpinan, diantaranya sebagai berikut :
1.      Tipe karismatik
Seorang yang memiliki daya tarik atau karisma yang luar biasa
2.      Tipe paternalistik
Menganggap bawahannya seperti anaknya sehingga bawahan kurang diberi kesempatan dan kepercayaan, terlalu melindungi
3.      Tipe militerisitik
Cenderung memerintah, bawahan harus patuh terhadap komandonya
4.      Tipe otokratis
Kekuasaan dan paksaan dalam memerintah anak buahnya
5.      Tipe laissez faire
Cenderung membiarkan bawahannya bekerja semaunya sepanjang tujuan perusahaan atau organisasi dapt tercapai
6.      Tipe populis
Pemimpin rakyat, berpegang pada nilai nilai tradisional
7.      Tipe administratif
Pemimpin yang mampu menyelanggarakan tugas tugas adminsitratif secara efektif
8.      Tipe demokratis
Pemimpin yang mampu menekankan tanggung jawab dan kerja sama terhadap bawahannya. Pendapat dari bawahan atau orang lain selalu diakomodasi dan dijadikan bahan pertimbangan keputusan.
3.      Peranan Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah pemilihan dua alternatif atau lebih yang dilakukan karena adanya perbedaan antara harapan / tujuan dengan hasil yang dicapai. Salah satu model pengambilan keputusan ialah The Optimizing Model. Model tersebut merupakan model pengambilan keputusan yang menguraikan bagaimana individu berperilaku untuk mencapai hasil yang maksimal.
Ada empat faktor perilaku individu yang mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut :
1.      Nilai nilai
Dianggap sebagai pedoman jika seseorang menghadapi situasi dimana harus dilakukan satu pilihan
2.      Kepribadian
Aspek kepribadian meliputi sikap, kepercayaan dan kebutuhan individu 
3.      Kecenderungan mengambil risiko
Ada yang berani, ragu ragu dan takut dalam mengambil risiko
4.      Disonasi kognitif
Adanya rasa cemas dalam pengambilan keputusan
Adapun langkah langkah dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1.      Menentukan perlunya pengambilan keputusan
2.      Mengidentifikasi kriteria keputusan
3.      Mengalokasi pembobotan terhadap kriteria
4.      Memilih alternatif
5.      Mengembangkan alternatif
6.      Mengevaluasi alternatif
Langkah-langkah tersebut tidak mutlak harus berurutan, namun disesuaikan dengan bobot keputusan yang akan diambilnya. Dengan alternatif yang lebih banyak, kemungkinan yang dievaluasi semakin banyak pula. Pada akhirnya keputusan dapat diambil berdasarkan berbagai alternatif yang muncul.
Hal lain yang tidak kalah penting dalam pengambilan keputusan ialah perlunya pertimbangan situasi yang ada. Seringkali keputusan yang baru dijalankan namun terasa sudah ketinggalan atau tidak mengikuti perkembangan situasi dan kondisi.
Samuel H. Tirtamihardja dalam bukunya (Pemimpin Adalah Pemimpi, 2003) mengemukakan paradigma baru dalam pengambilan keputusan akibat perubahan yang digambarkan seperti dibawah ini :




Unsur-unsur tersebut dapat diringkas sebagai berikut.
  1. Waktu merupakan komoditas yang sangat berharga
Waktu sebagai komoditas yang paling berharga dan mahal yang ada didunia, bahkan dibandingkan dengan uang sekalipun. Waktu sangat mahal dan tidak dapat diputar balik. Sebaiknya pemimpin tidak menyia-nyiakan waktu, karena peluang hanya datang sekejap waktu dan tidak akan datang kedua kalinya. Kalau peluang tidak dimanfaatkan, maka sesuatu yang berharga akan hilang.
  1. Kompetisi
Persaingan dimasa depan adalah ilmu lawan ilmu, bukan uang lawan uang. Untuk memenangkan persaiangan dimasa kini kuncinya adalah “how to make our people learn better and faster than our competitor.  Kompetisi membuat orang harus lebih kreatif dalam menerima perubahan yang sangat cepat sekarang ini.
  1. Pemanfaatan Informasi dan Tekhnologi
Dalam dunia yang seba cepat ini kita harus memanfaatkan informasi dan tehnologi yang tumbuh dengan cepat. Information is power.
  1. Kreativitas
Informasi kini tersedia dimana-mana dan dapat diperoleh melalui media internet, televisi, buku, dan surat kabar (baik cetak maupun elektronik). Namun perlu keahlian untuk mengompilasi dan menganalis informasi yang kita terima kemudian berikir kreatif bukan reaktif. Kreatifitas sangat dituntut untuk memenangkan kompetisi zaman sekarang ini. Fooster dan Kaplan (2001) berkata. “Semua elemen yang terdapat pada inovasi adalah kreativitas.
  1. Belajar terus menerus
Bill gates dalam bukunya The roat a head sangat menekankan proses belajar terus menerus. Dalam dunia yang terus berubah pendidikan adalah modal utama seseorang agar ia dapat beradaptasi terhadap perubahan.
Kegagalan sebuah usaha, sering kali karena pemilik perusahaan tidak mampu memimpin anak buahnya dengan baik. Menurut Davd L, Dotlich, Peter C. Cain, dan Jossey Bass (2003) dalam tulisan Why CEO’s Fail yang dimuat di koran Suara Pemaharuan, 23 Oktober 2003, pada samuel H. Tirtamihardja (2003), dalam bukunya Pemimpin adalah pemimpin, ada sebelas penyebab utama pemimpin mengalami kegagalan dalam memimpin, yaitu :
  1. Arogansi (Arrogance)
Pemimpin merasa dirinya paling superior dan paling benar, sehingga yang lain (anak buah) dianggapnya salah semua. (Secara harfiah artinya pemimpin yang congkak, sombong, angkuh, dan keras kepala).
  1. Melograma (Melogram). Pemimpin selalu ingin menjadi pusat perhatian
  2. Mudah berubah pendirian (Volatility). Pemimpin sulit ditebak, bersikap sesuai situasi (sikapnya selalu berubah setiap saat/situasi).
  3. Hati-hati yang berlebihan (Excessive Caution). Pemimpin takut atau memiliki keraguan yang berlebihan dalam mengambil suatu keputusan atau kebijakan.
  4. Kebiasaan berupa ketidakpercayaan (Habitual Distrust). Pemimpin selalu bersikap penuh curiga dan tidak percaya terhadap setiap orang (anak buah).
  5. Menjauhkan diri dari orang lain (Aloofness). Pemimpin sulit dihubungi(Cenderung tertutup ) dan sulit berkomunikasi dengan orang lain (menjaga jarak, terutama dengan para anak buahnya) yang berbeda pendapat atau pernah mengecewakannya
  6. Kejahatan kenakalan (Mischievousness). Peraturan atau sistem dibuat dan ditetapkan untuk dilanggar (oleh anak buah dan dirinya sendiri) tanpa ada tindakan yang tegas.
  7. Keanehan-kesintingan (Eccentricity). Pemimpin selalu ingin tampil berbeda sehingga kadangkala dianggap aneh/nyeleneh oleh orang lain.
  8. Berdaya tahan pasif (Passive Resistence). Pemimpin tidak yakin dengan apayang dikatakan dan atau apa yang telah diucapkan harus dipertahankan.
  9. Perfeksionisme atau terlalu ingin segalanya sempurna (Perfectionism). Pemimpin menganggap kebanyakan atau mayoritas tindakan anak buahnya salah, hanya sedikit yang dianggap benar. Ia selalu mencari kambing hitam bila terjadi kesalahan, meskipun kesalahannyan sebenarnya adalah kesalahan yang dilakukan oleh dirinya sendiri
  10. Hasrat-keinginan untuk menyenangkan hatinya sendiri (Eagerness to please). Pemimpin mengejar popularitas semata dalam setiap situasi.
c.       Modal Dalam Kewirausahaan
Selanjutnya, satu hal penunjang yang paling penting dalam pengembangan potensi diri seorang wirausaha ialah modal. Ada kemauan dan kemampuan tanpa ada modal, akan sangat sulit untuk bisa dimulai usaha tersebut bahkan mustahil akan terlaksana. Ada 2 macam jenis modal dalam kewirausahaan, yakni :
1.      Modal yang berwujud (Tangible), yakni dalam bentuk material, termasuk seperti modal dalam bentuk uang dan barang.
2.      Modal yang tidak berwujud (Intangible) intelektual, sosial & moral dan mental.
·         Modal intelektual berupa pengetahuan dan kecakapan dalam bidang yang ditekuni. Seorang wirausaha harus memiliki Core Competency. Kompetensi inti (Core Competency) adalah kreativitas dan inovasi dalam rangka menciptakan nilai tambah utk meraih keunggulan dengan berfokus pada pengembangan pengetahuan.
·         Modal sosial dan moral  diwujudkan dalam bentuk kejujuran dan kepercayaan. Inilah yang disebut etika wirausaha (kejujuran, integritas, menepati janji, kesetiaan, kewajaran, membantu orang lain, menghormati orang lain, taat hukum, mengejar keunggulan dan tanggung jawab). Etika wirausaha inilah yang dapat menumbuhkan kepercayaan dan menjaganya dari waktu ke waktu.
·         Modal mental berarti kesiapan mental berdasarkan landasan agama. Diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi risiko dan tantangan.  


1 Komentar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama