Assalamualaikum Wr Wb
Selamat pagi anak-anak ku semua,
Bagaimana Hari ini ?
Surat An-nas
kisah Nabi Ibrahim
C. Kisah Nabi Ibrahim a.s
Nabi
Ibrahim a.s lahir di Babilonia (sekarang Irak). Ayahnya bernama Azar bin Nahur.
Kala itu, Babilonia dipimpin oleh seorang raja yang sangat zalim, yaitu Namrud
bin Kan’an bin Kush. Babilonia adalah negeri yang kaya. Rakyatnya hidup makmur,
tetapi mereka tidak mengenal Allah SWT. Penduduk Babilonia justru menyembah
patung. Lucunya, patungpatung itu dibuat oleh mereka sendiri.
Nabi
Ibrahim a.s memiliki anak bernama Ismail dan Ishaq. Antara Ismail dan Ishaq
berbeda ibu, tetapi ayahnya tetap Ibrahim. Ibunda Ismail bernama Hajar dan
ibunda Ishaq bernama Sarah. Menurut riwayat, keturunan nabi Ishaq a.s
menurunkan nabi Musa a.s. dan dari keturunan nabi Ismail a.s. menurunkan nabi
Muhammad saw. Oleh karena itu, nabi Ibrahim a.s. dikenal sebagai Bapak Para
Nabi. Kehidupan nabi Ibrahim a.s. Ibrahim sejak kecil hidup di lingkungan yang
penuh kemusyrikan dan kekufuran. Beliau dibesarkan oleh seorang ayah yang tidak
seiman dengannya. Ayah Ibrahim ahli dalam memahat patung. Patung-patung ini
dijual kepada penduduk Babilonia. Patung-patung itulah yang kemudian dijadikan
sesembahan. Ayah Ibrahim menyuruh Ibrahim untuk menjual patung-patung itu.
Namun, berkat bimbingan Allah SWT., Ibrahim dengan halus menolak perintah
ayahnya. Menurut Ibrahim, kebiasaan penduduk Babilonia, termasuk ayahnya
sendiri keliru. Satu-satunya cara menyadarkan penduduk Babilonia kembali ke
jalan yang benar adalah menyadarkan atas kelemahan patung sebagai sesembahan.
Hanya Allah SWT. Yang Maha Esa dan Mahakuasa yang berhak disembah. Dialah
pencipta alam semesta beserta isinya. Patung-patung itu tidak dapat membela
dirinya sendiri, apalagi membela kawannya. Berdakwah kepada Ayahnya Azar tidak
hanya pembuat patung, tetapi ia juga menyembah patung. Sebelum berdakwah kepada
penduduk Babilonia, Nabi Ibrahim a.s. harus menyadarkan dulu ayahnya. Berdakwah
kepada ayahnya tidaklah mudah karena ayahnya tetap bersikukuh dengan
keyakinannya. Usaha Nabi Ibrahim a.s. sudah maksimal, Allah SWT. yang
menentukan. Sebagai anak, Nabi Ibrahim a.s. sangat ingin menyelamatkan ayahnya.
Sikap ayahnya yang menolak ajaran Allah SWT. tidak membuat Nabi Ibrahim a.s.
larut dalam kesedihan. Sikapnya tetap teguh untuk menyebarkan pesan-pesan Allah
SWT.
Raja
Namrud memerintah dengan kejam. Semua orang harus taat, tidak boleh melawannya.
Jika ada yang berani melawan, nyawa taruhannya. Rakyat hidup bagaikan budak.
Keadaan itu tidak membuat Namrud puas. Ia merasa dirinya layak disembah. Ia
ingin dipertuhankan. Ia berpikir, rakyat pasti mau menyembahnya. Patung-patung
yang tak bernyawa saja disembah, apalagi raja yang sangat berkuasa.
Nabi
Ibrahim a.s. berdakwah tak kenal lelah, tetapi penduduk Babilonia menolak
keras. Mereka tetap pada keyakinannya menyembah patung-patung yang mereka buat
sendiri. Namun, Nabi Ibrahim a.s. tidak kehilangan akal. Ada rencana lain,
barangkali penduduk Babilonia memerlukan bukti. Orang-orang Babilonia mempunyai
suatu tradisi, yaitu setiap tahun mereka pergi meninggalkan negerinya. Sewaktu
raja Namrud dan kaumnya meninggalkan negeri, kampung mereka ditinggalkan
kosong. Kesempatan itu dipergunakan Nabi Ibrahim a.s. untuk menghancurkan patung-patung
Raja Namrud dan kaumnya. Dengan kapak yang telah dipersiapkan, mulailah nabi Ibrahim
a.s. menghancurkan patung-patung itu satu per satu. Hanya satu patung yang
paling besar tidak dihancurkan. Lalu, kapak yang dipergunakan menghancurkan
patung-patung itu dikalungkan di leher patung yang paling besar tadi.
Ketika
raja Namrud dan kaumnya datang ke pusat pemujaan, betapa terkejutnya mereka semua
karena patung-patung sembahan mereka hancur. Maka, tak pelak lagi, Ibrahimlah
yang dituduh. Nabi Ibrahim a.s. akhirnya dipanggil dan diadili. Raja Namrud
bertanya kepada nabi Ibrahim a.s., “Apakah kamu yang menghancurkan
patung-patung sesembahan kami?” “Aku piker barangkali berhala besar itulah yang
melakukannya. Bukankah kapak yang ada di lehernya yang membuktikan
perbuatannya?” kata Ibrahim. “Mana mungkin berhala bisa berbuat seperti itu!”
kata Namrud. “Kalau begitu mengapa engkau sembah patung yang tidak bisa berbuat
apa-apa?” kata Ibrahim. Mendengar pernyataan nabi Ibrahim a.s. itu, orang-orang
yang menyaksikan banyak yang sadar. Selama ini mereka telah menyembah
patung-patung yang tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak bisa melihat, tidak bisa
mendengar, tidak bisa bicara. Melihat keadaan demikian Raja Namrud makin murka.
Raja Namrud akhirnya memutuskan bahwa nabi Ibrahim a.s. harus dibunuh dengan cara
dibakar hidup-hidup. Setelah kayu bakar dikumpulkan nabi Ibrahim a.s. diikat
dan dilempar dengan alat pelontar yang membara. Api menjalar mendekati nabi
Ibrahim a.s. akan tetapi, ia tetap tenang. Hatinya bertawakal. Ia yakin Allah
SWT. tak akan membiarkannya. Allah SWT. memerintahkan api menjadi dingin Allah
SWT pasti menolong orang yang berjuang di jalan-Nya. Ketika api menyala makin
besar, Raja Namrud dan pengikutnya tertawa riang. Mereka menyangka bahwa
Ibrahim telah hancur menjadi abu. Akan tetapi, betapa terkejutnya mereka
melihat keajaiban yang tidak disangka-sangka. Setelah api padam, nabi Ibrahim
a.s. tiba-tiba berjalan keluar dari puing-puing pembakaran api dengan selamat
tanpa luka sedikit pun. Allah SWT. Menunjukkan kekuasaan dan kasih sayangnya
kepada nabi Ibrahim a.s. dan kaumnya.
Keteladanan yang dapat
diambil dari kisah Nabi Ibrahim a.s
Dari kisah nabi Ibrahim a.s. di atas, beberapa perilaku yang kamu bisa teladani dalam kehidupan sehari- hari antara lain: Selalu tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Selalu berbuat baik kepada ayah dan ibu. Sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan. Mempunyai rasa ingin tahu yang besar dalam mencari jawaban atau ilmu pengetahuan. Berani menyampaikan kebenaran
Jawablah pertanyaan berikut ini !
1. berasal dari suku apa nabi syuaib a.s.!
Jawab: ……………………………………………………………………………………………
2. Sebutkan keteladanan Nabi Ibrahim yang dapat diambil!
Jawab: ……………………………………………………………………………………………
Posting Komentar