Potensi Keterampilan (Psikomotorik)



Hanya berfikir saja tidaklah dapat mewujudkan sesuatu, sesuatu itu hanya terwujud jika ada tindakan. Keterampilan merupakan tindakan raga terutama tangan dan kaki untuk melakukan sesuatu kerja dan hasil kerja itu baru dapat terwujud suatu karya. Tanpa memiliki keterampilam kiranya sulit untuk dapat mewujudkan suatu barang atau jasa yang baik. Mereka rajin melatih diri secara tekun dan tidak mengenal lelah akan akan dapat menguasai keterampilan yang tinggi atas suatu pekerjaan.

Keterampilan teknis yang meliputi keterampilan perorangan yang melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memproduksi sesuatu baik secara fisik maupun nonfisik termasuk keterampilan manajerial dan keterampilan pemasaran jelas merupakan faktor yang amat penting, karena disinilah nantinya kualitas produk ditentukan tinggi rendahnya.

Banyak pihak berpendapat bahwa dengan berbekal penguasaan keterampilan, seseorang pasti bisa menjadi entrepreneur (wiraswastawan) yang berhasil. Namun demikian, kalau kita mau meneliti lebih jauh ternyata keberhasilan-keberhasilan itu sebenarnya bukan disebabkan oleh keterampilan semata melainkan lebih oleh jiwa kepemimpinan yang dimiliki si pengusaha. Keterampilan hanyalan sarana, sehingga tidak cukup untuk mengantar orang ke jenjang kehidupan yang sukses, terutama kehidupan dalam dunia usaha.

Ada tiga hal yang memungkinkan seseorang baik terampil maupun tidak, untuk bisa terampil sebagai tokoh yang sukses atau orang berkucukupan, yaitu:

  1. Memanfaatkan Leadership yang berasal dari diri sendiri
  2. Memanfaatkan Leadership orang lain
  3. Faktor keberuntungan (Luck and Hoki)
Semua disiplin ilmu tidak memperhitungkan adanya faktor keberuntungan, demikian juga dengan ilmu kewirausahawan. Rata-rata orang besar dan tokoh wirausaha sejati mengandalkan sepenuhnya pada jiwa kepeloporan yang dimiliki oleh diri sendiri sehingga mencapai tingkat kemapanan

Faktor keberuntungan dapat diupayakan melalui aktifitas spiritual dan do'a pada sang Maha Kuasa. Setiap kegiatan yang mempunyai bobot persaingan, memerlukan ketajaman naluri. Demikian juga dengan perusahaan-perusahaan pesaing, tetapi juga dengan keadaan dan situasi-situasi tertentu seperti moneter, ekonomi, politik perubahan kebijakan pemerintah, dan lain-lain. Untuk dapat mengantisipasi setiap perkembangan yang mungkin terjadi, seorang wirausaha perlu melatih naluri (feeling) kewirausahawannya, agar selalu siap menghadapi hal apapun dan tetap bertahan hidup.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama