JANGAN LUPA ABSEN

klik gambar di bawah untuk kirim absen


Assalamualaikum Wr Wb

Selamat pagi anak-anak ku semua, 

Bagaimana Hari ini ?

Semoga masih semangat untuk belajar nya ya!

Mengingat minggu depan kita akan melaksanakan Penilaian Tengah Semester (PTS). Hari ini bapak akan membagikan kisi-kisi yang akan di ujikan minggu depan.

Untuk hari ini cukup membaca kisi-kisi saja tidak ada tugas yang dikerjakan.


3.1  memahami makna Q.S. Al-Maidah/5:2-3 dan Q.S. al- Hujurat/49:12-13 dengan benar

Perhatikan Gambar di Bawah ini


siswa sedang bergotong royong membersihkan kelas

Anak-anak, tentunya masih ingat tata cara membaca Q.S. al-Kafirμn pada pelajaran pertama. Ya, membaca Q.S. al-Ma'idah/5:2 dan Q.S. al-Hujurāt/49:12-13

sekarang pun tidak jauh berbeda. Membaca al-Qur’ān hendaknya dimulai dengan isti’azah (A’ūżubillahi minasysyai ̄tānirrajīm) dan basmalah (Bismillahirrahmanirrahīm).

Kemudian, cermati dan ikutilah langkah - langkah cara belajar Q.S. al-Ma'idah/5:2 dan Q.S. al-hujurāt/49:12-13 berikut ini.

  1. Membaca kalimat bahasa dari arah sebelah kanan ke kiri. Membaca ayat ayat al-Qur’ān harus dengan lafal dan makhraj yang benar.
  2. Cermati cara pengucapan bapak atau ibu  kamu di Rumah dalam melafalkan ayat- ayat Q.S. al-Ma'idah/5:2 dan 
  3. Bacalah Penggalan Q.S. al-Ma'idah/5:2 dan 3 dengan tartil.
  4. Bacalah berulang-ulang secara individu dan disimak oleh teman sebangku sampai lancar.
  5. Bacalah penggalan kalimat dalam ayat Q.S. al-Ma'idah/5:2 dan 3 di bawah ini.
a. Membaca penggalan Q.S. al-Mā'idah/5:2 

Penggalan Q.S. al-Ma'idah/5:2 ini berisi tentang ajakan tolong-menolong dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan.

Kita diharuskan saling menolong kepada sesama kita dalam perbuatan baik dan ketaqwaan, sebaliknya hindari saling menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Misalnya, ada teman kita yang mengajak membolos, hendaknya dihindari atau ditolak karena membolos perbuatan tidak baik. Tetapi, jika ada teman kita yang mengajak ke masjid untuk mendengarkan ceramah agama atau şalat berjamaah, kita harus mendukungnya.

Begitu pula jika ada teman mengajak nonton televisi atau main video game terus- menerus sehingga lupa makan dan belajar, kita harus menolaknya. Tetapi, jika ada teman yang mengajak kita belajar bersama, kita harus mau bergabung. Karena belajar bersama sangat baik dan menguntungkan, insya Allah kita akan mendapat karunia dan pahala dari Allah Swt.



Anak-anak, dalam Q.S. al-Mā'idah/5:3, Allah Swt. mengingatkan umat-Nya agar tidak takut kepada orang-orang kafir, tetapi takutlah hanya kepada Allah Swt. Pada saat Nabi Muhammad saw. melaksanakan haji Wada’ (haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw.), Allah Swt. menurunkan wahyu yang menyatakan, bahwa ”Pada hari ini (haji wada') telah kusempurnakan ajaran agama untukmu. Aku rida agama Islam sebagai agamamu.”

Anak-anak, pada Q.S. al-Mā'idah/5:3, diharapkan kita harus takut hanya kepada Allah Swt. Segala perintah Allah Swt. harus kita laksanakan, dan segala larangan Allah Swt. harus kita hindari. Jadi, ajaran Islam yang disampaikan Nabi Muhammad saw. harus kita yakini dan amalkan. Karena Allah Swt. Telah menyempurnakan sekaligus rida, bahwa agama Islam menjadi agama Nabi Muhammad saw dan pengikutnya. Di samping itu, kita harus mensyukuri nikmat yang Allah Swt. berikan kepada kita.



3.4  memahami hikmah beriman kepada qadha dan qadar yang dapat membentuk perilaku akhlak mulia

Menerima Qada dan Qadar

A.    Perhatikan cerita berikut ini.

Maryam ditunjuk gurunya untuk mengikuti lomba pidato tingkat kecamatan mewakili sekolahnya. Maryam belum bisa mengarang pidato sendiri, ia minta bantuan kakaknya, Fahri. Setiap hari, Maryam melatih diri di muka kaca di kamarnya. Dengan suara lantang dan fasih, Maryam berusaha latihan pidato, kadang di kamar atau kadang di ruang tamu di hadapan ibunya. Maryam tidak merasa kesulitan melafalkan ayat Al-Qur’an, namun demikian gaya berpidato harus benar-benar dipelajarinya. Maryam sering merekam para ustad atau ustadzah yang berceramah di televisi. Maryam masih merasa grogi bila berpidato di depan orang banyak. Oleh karena itu, ia minta ibundanya selalu mendampinginya saat ia berlatih. Hari pelaksanaan

lomba keterampilan agama Islam tiba. Maryam merasa sudah siap lahir dan batin.

Ketika namanya dipanggil panitia untuk tampil, Maryam segera ke mimbar dan berpidato sesuai latihan. Panitia memberi batasan waktu 30 menit. Batas waktu itu dimanfaatkan Maryam dengan baik. Maryam membawakan pidato dengan tema hormat kepada orang tua. Para penonton memberi tepuk tangan setelah Maryam turun dari mimbar. Tiba saat yang mendebarkan Maryam, yaitu pengumuman juara pidato. ”Para hadirin dan anak-anak yang berbahagia, kami akan mengumumkan para pemenang pidato", suara Pak Karim, salah seorang panitia lomba pidato. Maryam dan para peserta lomba pidato lainnya berdebar dan harap-harapcemas.

B. Memahami Makna Qadar

Qadar atau takdir adalah segala ketentuan Allah Swt. yang telah berlaku terhadap semua makhluk-Nya. Namun, qadar dapat diubah dengan usaha manusia atau ikhtiar. Seperti kisah ikhtiar Maryam di atas yang gigih berlatih pidato, akhirnya membuahkan hasil menjadi juara pertama pidato dalam kegiatan lomba keterampilan agama Islam.

Ikhtiar artinya usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya. Sesuatu itu terjadi atau tidak terjadi pasti ada sebabnya. Kita bekerja keras sehingga berhasil dan sukses. Keberhasilan usaha bergantung pada gigih atau tidaknya usaha kita. Untuk mencapai keberhasilan, diperlukan kehati-hatian pada banyak faktor. Misalnya, Allah Swt. memberikan modal kecerdasan kepada kita. Hendaknya modal itu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kebaikan diri sendiri mengejar cita-cita. Kesuksesan tidak datang sendiri, tetapi diusahakan dengan sungguh-sungguh. Artinya, kita ingin menjadi anak pintar harus ikhtiar atau belajar dengan giat. Seperti firman Allah Swt. di dalam Q.S. ar-Ra’d/13:11 berikut.

Artinya: ”Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia."

Setiap manusia wajib berusaha agar dapat mengubah nasibnya. Kita tidak boleh menyerah pada kesulitan-kesulitan sebelum berusaha. Kita diwajibkan berusaha. Segala sesuatu yang kita

peroleh tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus diusahakan. Misalnya, kita melihat sahabat menjadi juara kelas atau juara lomba matematika atau juara membaca Al-Qur’an, hal itu diperoleh dengan belajar keras, perjuangan dan usaha yang sungguh-sungguh.

C. Contoh-Contoh Qadar

Berikut contoh-contoh qadar.

  1. Menjadi pintar dan menjadi juara kelas karena belajar dan berdoa.
  2. Menjadi juara lomba pidato atau juara lomba cerdas cermat karena gigih berlatih.
  3. Menjadi anak yang disenangi dalam pergaulan karena ramah dan suka menyapa kepada siapa saja.
  4. Menjadi anak yang pandai membaca al-Qur'an dan menjadi qari/qariah terbaik di sekolah atau sampai ke tingkat provinsi harus usaha yang gigih.

D. Hikmah Beriman kepada Qadar Setelah memahami makna dan tahu contohcontoh qadar, kamu bertambah yakin tentang karunia yang diberikan Allah Swt.. Untuk itu, marilah kita simak hikmah qadar berikut ini. Seseorang yang beriman kepada qadar akan bersikap dan berperilaku, antara lain sebagai berikut. 

  1. Menyadari bahwa semua cita-cita yang diinginkan harus diusahakan.
  2. Memiliki rasa percaya diri dalam menghadapi tugas. Misalnya mengerjakan PR sendiri.
  3. Giat dan disiplin dalam belajar. Misalnya, sebelum berangkat tidur, harus belajar terlebih dahulu




Akhlaq

Senangnya Berakhlak Terpuji
SENANGNYA BERAKHLAK TERPUJI





Berpikir Positif

Cermati cerita berikut

Pada zaman dahulu, ada seorang raja yang setiap pergi berburu selalu ditemani oleh seorang sahabatnya yang terkenal akan ketakwaannya. Tiap kali raja menemui sesuatu yang tidak mengenakkan, sahabatnya selalu berkata, ”Semoga itu baik, Insya Allah.” Kata-kata ini selalu diulang-ulang pada setiap kejadian yang secara lahir adalah kejadian buruk.

 


Pada suatu hari saat sang Raja berburu bersama sahabatnya, jari raja terkena tombak dan terpotong. Si sahabat berkata, ”Semoga itu baik, Insya Allah.” Raja marah dan memerintahkan pengawalnya untuk memenjarakan sahabatnya. Saat pengawal ditanya, ”Apa yang dikatakannya saat kalian menutup pintu penjara?” Pengawal menjawab, ”Ia hanya mengatakan, ”Semoga ini baik, Insya Allah”.

 

Suatu ketika, raja pergi berburu lagi tanpa ditemani sahabatnya. Ia tersesat di hutan. Di hutan tersebut, terdapat sekelompok orang yang menyembah berhala dan tiap tahun mengorbankan orang kepada berhalanya tersebut.

 

Raja pun ditangkap oleh kelompok tersebut. Namun, saat diperiksa, didapati jari raja tidak lengkap. Mereka pun menolak mengorbankannya karena korban harus dalam kondisi sempurna. Kemudian, raja dilepas dan ia kembali ke istananya.

 

Akhirnya, raja menyadari kebenaran ucapan sahabatnya. Sahabat raja tersebut dikeluarkan dari penjara. Raja bertanya, ”Ketika engkau mengatakan, ‘Semoga itu baik, Insya Allah.” Saat jariku terpotong, aku menyadari bahwa kebaikan itu adalah aku tidak jadi disembelih untuk berhala karena fisikku tidak sempurna. Sekarang saat engkau dipenjara, apakah kebaikan itu?” Sang sahabat menjawab, ”Andaikata saat itu saya bersamamu, mereka akan menyembelih saya sebagai penggantimu.”

 

Jadi, jika kamu mendapat kejadian buruk ucapkan: ”Semoga ini baik, Insya Allah. Karena, boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah Swt. Maha Mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Q.S. al-Baqarah/2:216). Oleh sebab itu, jangan pernah beranggapan Allah Swt. meninggalkanmu dan tidak sayang kepadamu saat kamu mendapat cobaan atau musibah atau sesuatu yang tidak menyenangkan.

(http://korananakindonesia.com/2011/03/16/berpikirlah-positif-bila-terkena-musibah/ dan disadur seperlunya).

 

 

Arti Berbaik Sangka

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ”sangka” artinya duga atau taksir. Berbaik sangka adalah menduga yang baik terhadap sesuatu.

 

Seorang siswa harus selalu berbaik sangka atau berpikir positif terhadap orang tua,guru atau teman. Berpikir positif adalah perilaku terpuji. Lawan kata berbaik sangkaadalah berburuk sangka atau prasangka. Siswa yang baik akan menghindari prasangkaburuk terhadap orang lain.

Allah Swt. di dalam Q.S. al-hujurat/49:12 berfirman:



Artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang."

 

Di dalam Q.S. al-hujurat/49:12, Allah Swt. sudah mengingatkan kita agar menjauhi prasangka buruk, jangan mencari-cari kesalahan dan kejelekan orang lain. Karena apa yang kita sangkakan belum tentu kebenarannya. Di samping itu, diri kita belum tentu lebih baik dari orang yang kita jelek-jelekkan tersebut. Ayat tersebut di atas didukung pula oleh hadis Rasulullah saw. berikut ini.

”. . . Hati-hati kalian dari prasangka buruk karena zan/prasangka buruk itu adalah sedusta-dusta ucapan. Dan janganlah kalian memata-matai.” (H.R. al-Bukhori dan Muslim)

 

Dengan demikian, kita tidak menjelek-jelekkan teman kita yang ada di sekolah atau di lingkungan rumah. Pikiran kita hendaknya tidak dipenuhi oleh pikiran-pikiran yang negatif. Sebaliknya, kita berpikir positif, jernih dan mendoakan kebaikan untuk diri sendiri dan orang lain.

 

Contoh Berbaik Sangka

Setelah kita memahami makna berbaik sangka, marilah kita cermati contoh-contoh perilaku berbaik sangka berikut ini.

  1. Tanpa curiga, Ahmad meminjamkan uang jajannya kepada Karim untuk membeli buku.
  2. Kamila menerima peraturan orang tuanya untuk bangun pagi agar bisa salat subuh berjamaah dan membersihkan tempat tidur sendiri.
  3. Karlina menerima aturan orang tuanya untuk mengikuti les privat mengaji di rumah, walaupun ia tidak keluar rumah setelah pulang sekolah.
  4. Herman memahami sahabatnya Zakaria yang tidak ikut piknik ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) karena ternyata Zakaria harus mengikuti ujian renang.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama